Donnerstag, 27. Mai 2010

Bukan aib berkata tidak bisa

Judul lainnya: Bukan aib berkata saya tidak mampu

Terinspirasi dari judul majalah Tarbawi edisi jaman dulu, beberapa tahun yang lalu. Judulnya: Bukan aib berkata tidak tahu. Kalau di majalah tersebut dibahas tuntas mengenai kebolehan atau malah keharusan berkata tidak tahu, jika kita tidak tahu mengenai suatu masalah, di tulisan ini saya akan membahas mengenai kebolehan jika kita gagal melakukan sesuatu atau tidak bisa sama sekali melakukan sesuatu.

Kegagalan seringkali kita anggap sebagai aib. Padahal sebagai manusia, gagal adalah proses manusiawi yang sah-sah saja dialami dalam kehidupan. Seperti adanya siang yang berpasangan dengan malam, kegagalan juga berpasangan dengan keberhasilan. Sebagaimana dunia ini, tidak mungkin terus-terusan siang, begitu juga hidup tidak mungkin terus-terusan berhasil. Saya yakin semua orang pasti pernah gagal. Belajar dari anak-anak kecil yang belajar jalan, mereka pasti pernah jatuh. Banyak orang siap menghadapi keberhasilan, tapi sedikit sekali orang yang siap mengahdapi kegagalan.

Kegagalan atau ketidakbisaan kita melakukan atau meraih sesuatu tentu saja bukan aib. Seperti layaknya kejahatan yang harus disembunyikan. Itulah saatnya kita mengakui keterbatasan manusia di mata RabbNya. Disanalah saat manusia memerlukan pertolongan manusia lainnya. Bukankah hidup itu bukan tolong-menolong. Alloh saja sudah berfirman di Surat Al Maidah ayat 2:"...Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan ketakwaan...". Kalau semua orang cuma mau menolong, lalu siapa yang ditolong...?

Mungkin ada rasa sungkan dalam hati, ketika manusia tidak mau ditolong. Mungkin harga diri manusia terlalu tinggi untuk menerima pertolongan orang lain. Mungkin ada rasa malu mengakui kerterbatasan diri sebagai manusia di hadapan manusia lain. Ada sejuta rasa lainnya membuncah di dada ketika ingin meminta pertolongan manusia lain.

Kalau enggan meminta tolong, beri saja kesempatan saudara kita untuk meraih pahala dari Alloh dalam rangka menolong kita. Mungkin sejuta rasa itu akan hilang, ketika kita tahu, kita menolong orang lain untuk mendapatkan pahala dariNya

Keine Kommentare:

Kommentar veröffentlichen