Dienstag, 28. September 2010

Otomatis Berjilbab

Alhamdulillah saya dikasih kesempatan untuk berjilbab sejak saya masuk SMP. Memang sih ngga langsung pakai ketika "si merah" sudah bertamu. Tapi mudah-mudahan Alloh menghapus dosa-dosa saya yang sebelumnya.

Awalnya saya ngga mau pakai jilbab terus-terusan, alias pinginnya pas sekolah aja. Saat di rumah atau lagi jalan-jalan masih pingin pamer gaya rambut yang dikepang banyak dan dikuncir-kuncir seperti mba-mba yang ada di sinetron Cina pada saat itu. Kalau ngga salah lagi musim temen-temennya Return of the Condor Heroes. Cantik-cantik banget kan model rambut dan kuncirannya.. Ditambah lagi pada saat itu rambut saya masih tebal, panjang dan banyak, waahhh...bisa daftar iklan Shampo dah...

Alhamdulillahnya, saya dibesarkan oleh keluarga yang mayoritas anak-anak perempuannya pakai jilbab ketika sudah beranjak dewasa .Hampir semua sepupu saya mengenakan jilbab. Ibu saya juga pakai jilbab. Otomatis saya merasa harus pakai jilbab juga. Ngga ada nyuruh loh. Logika yang aneh ya, namanya juga remaja labil yang cuma ikut-ikutan temen dan saudara..Memang saya ngga merasa terpaksa untuk pake jilbab, tapi kan namanya juga anak remaja yang lagi centil-centilnya, berat..euy...

Saya sudah memutuskan untuk memakai jilbab kalau seragam SMP sudah dibagikan. Pekan itu yang merupakan MOS (Masa Orientasi Siswa), saya manfaatkan untuk berdandan habis-habisan. Hari Senin dikuncir dua, hari Selasa dikepang rambat, hari rabu gaya mba-mba di sinetron cina, hari kamis bikin bando kepang dari rambut sendiri, hari Jum'atnya dikepang banyak. Saya sampai bingung sendiri, padahal sebelumnya, jangankan dandan, wong sisiran saja suka males.

Tibalah hari Senin dimana saya harus pakai jilbab. Alhamdulillah sukses, tapi sewaktu pulang sekolh, ahhh gerah, saya copot lagi aja tuh jilbab. Lagi-lagi saya syukuri pertolonganNya. Waktu itu ada teman yang juga pakai jilbab, malah dari SD, padahal SD Negri. Dia kebetulan mampir ke rumah pada hari Senin itu. Ngga ada kata-kata yang terucap dari mulutnya ketika melihat saya mencopot jilbab. Malah saya sempet membela diri. "Kan kalau mau pake jilbab, bisa bertahap ya, pelan-pelan, jadi di rumah saya belum mau pakai dulu",kata saya. Teman yang kemudian menjadi salah satu sahabat saya itu, sama sekali tidak berkata-kata. Tatapannyapun biasa saja, ngga ada lirikan sinis, apalagi menjustifikasi.

Esokannya, saya tanpa sadar, mungkin karena malu sama teman,  saya meniatkan untuk selalu berjilbab kalau keluar rumah. Alhamdulillah saya pakai jilbab sekarang, insyaAlloh sampai nanti bisa masuk ke Syurga. InsyaAlloh saya bisa dandan sepuasnya di Syurga,minta punya rambut bagus, dan jadi bidadari suami saya.amiiinn

Salah satu dari banyak hal yang saya syukuri adalah saya punya keluarga yang sangat mendukung saya untuk beribadah. Saya juga merasa Alloh sangat melindungi saya dengan memberikan hidayah-hidayah yang saya sendiri ngga tau kapan datangnya, dan ngga sempat saya pikirin. Jilbab itupun merupakan anugrah yang tiada terkira, karena saya diberi kesempatan untuk memakainya tanpa merasa berat, tanpa merasa takut. Mungkin itu doa orang tua saya agar Alloh menjaga saya dari keburukan. Makanya, saya jadi terpacu untuk selalu mendoakan anak-anak saya agar selalu dilindungi oleh Alloh yang Maha Pelindung.

................................

Untuk diikutkan dalam lomba Uni Dian: http://cambai.multiply.com/journal/item/339

3 Kommentare: