
Tadinya saya ngga ada rencana mudik sama sekali, apalagi budget dirasa tidak memungkinkan untuk beli tiket pesawat. Tapi kayanya emang rejekinya Daffa, dan salah satu alsan terbesar kami pulang demi Daffa, alhamdulillah ada aja jalannya. Dapet tiket bolak balik seharga 557€ untuk satu orang dewasa pake pesawat Emirates berasa dapet rejeki nomplok...(logika yang aneh kan, padahal yang namanya beli tiket adalah mengeluarkan duit...
).

Bermula dari terlambatnya Daffa bicara, dan termin-termin Daffa di beberapa terapi dan beberapa dokter. Saya yang awalnya menjalani hal tersebut biasa-biasa aja. Mulai agak "panas" denger cerita anaknya si A sudah bisa ini, anaknya si B sudah bisa itu, dan lainnya di usia yang sama dengan Daffa. Saya terus terang agak panik, khawatir Daffa kena Autis, ADHD, ADHS, Asperger, atau yang lainnya. Apalagi bukan cuma saya yang khawatir, nenek, sodara, temen juga ikutan ngingetin. Berlembar-lembar artikel saya baca, internet juga saya babat habis dengan tema-tema serupa. Yang ada bukannya bikin ringan kepala, malah bikin saya tambah stres. Akhirnya, kerajinan saya melihat-lihat harga tiket ke Indonesia membuahkan hasil, langsung saya lobi si abi. Yes, boleh mudik. Dan bonusnya diantar pula....alhamdulillah....
Di Indonesia, saya mencoba menyekolahkan Daffa di playgoup, dan berkonsultasi di salah satu klinik tumbuh kembang anak. Di playgoup, alhamdulillah, walaupun Daffa masih banyak lari-lari mondar-mandir dalam kelas, dia nggak usah ditungguin. Hasil konsultasi dari klinik tumbuh kembang anak, Daffa disarankan untuk ikut terapi sensor integrasi dan terapi wicara. Daffa kemudian diterapi 5 kali dalam seminggu, dan ikut playgoup. Kalau dari kacamata orang dewasa, terapinya kelihatannya cuma main-main aja. Dalam terapi sensor integrasinya, Daffa diayun sambil diberikan intruksi sederhana, meronce, berjalan di papan titian, sit-up di bola gymnastik, disikat pada punggung, tangan, kaki,dan permainan mengasyikan lain. Tapi, untuk Daffa, setiap habis terapi dia kelihatan kecapean banget. Belum lagi kalau setelah itu, dia berangkat playgroup atau ada terapi wicara. Atau habis itu masih diulang lagi terapi sama ibunya sendiri. Fiuuuhhh....
Dalam hati sebetulnya saya kasihan melihat Daffa menjalani serangkaian terapi . Tapi, saya melihat sendiri perubahan Daffa yang sangat-sangat kelihatan dari hari ke hari. Dari yang tadinya dipanggil namanya lima kali baru jawab, semakin haru cuma dua kali dipanggil, bahkan sekarang kalau dipanggil sudah menyahut "iya". Yang sebelumnya tidak melihat orang kalau diajak ngomong, sekarang sudah mencari tatapan mata orang yang sedang diajak bicara. Yang tadinya ngga mau disentuh orang lain, sekarang bahkan mau dibantu dipakaikan sepatunya. Alhamdulillah, ngga habis-habis rasanya saya bersyukur.
Semuanya ngga lepas dari bantuan-bantuan di sekitar saya, baik bantuan doa, perhatian, maupun bantuan tenaga. Bantuan mba Yuni, asisten saya selama 2,5 bulan di Indonesia, sekarang sangat saya rindukan. Bantuan anak-anak tetangga rumah nenek yang rajin main ke rumah, bikin saya semakin pingin cepet2 mudik lagi. Semuanya terasa hangat di Indonesia. Suasananya, cuacanya, orang-orangnya...Subhanallah...Bikin saya merasa, iya saya betah di Jerman, tapi di Indonesia lebih betah lagi....
. Dua setengah bulan kemarin saya bukan liburan, tapi saya hidup di Indonesia. Dalam bahasa Jermannya: "Ich habe kein Urlaub gemacht, sondern gelebt". Dan untuk kelanjutan terapinya Daffa, saya banyak mendapatkan pencerahan, dan enaknya lagi dalam bahasa Indonesia. Satu-satunya yang berasa seperti liburan, ketika akhir pekan tiba, dan kami sekeluarga pergi ke Taman Mini untuk senam atau menonton orang-orang senam sambil jajan murah meriah. Enaknya punya rumah di belakang taman mini...eits rumahnya nenek deng...
.


Sayangnya beberapa kesempatan teman-teman yang kesempetan silaturahim, ngga terdokumentasi lewat foto, tapi tenang...semua tersimpan di lubuk hati, dalam album yang paling manis...

* Foto yang dipajang:
paling atas: foto Daffa waktu performance terakhir di PG
yang bawah: menjelang maghrib, Daffa, syamil, sepupu, dan tetangga masih main odong-odong.

Alhamdulillah, senang deh baca Daffa banyak kemajuan Mir, semoga makin maju dari hari ke hari :)
AntwortenLöschen2.5 bulan daffa bisa sekolah juga ya.. semoga lancar jaya.. dan daffa jadi juara segalagala.. salam sehat selalu..
AntwortenLöschenApa kabar Daffa sekarang? Udah mu masuk KiGa taun ini?
AntwortenLöschenMudik lagi dong, Mir....ntar kita jalan2 lagi ke TMII, kemaren kan belon sempet ke museum transportasi....
aminnn....makasih mba tin
AntwortenLöschenamiiinn...aku bener2 harus banyak bersyukur mba.
AntwortenLöschenAlhamdulillah bener2 banyak kemajuan mba. mulai agustus insyaAlloh masuk KiGa...
AntwortenLöschenAyo ke taman mini lagi....jangan lupa bawa kamera yahh...:-) InsyaAlloh tahun depan, hehehe