Pada kenyataannya, aku bukanlah sosok pemberani itu, dan supel hanyalah impian karanganku yang aku usahakan setengah mati. Setiap kali aku ingin bicara dengan orang lain, seperti memeras otak rasanya untuk menemukan ide pembicaraan yang harus aku munculkan, sehabis si teman bicara selesai bicara. Tentang keberanian, sebelas dua belas, ada gemetar halus yang muncul di tubuh ini. Alhamdulillah sampai saat ini, belum ada orang yang melihat gemetarannya tubuhku, atau memang aku pura-pura tidak tahu. Aku sendiri heran, kenapa mesti begini keadaannya. Aku bisa maklum kalau hal itu terjadi ketika ada momen penting yang harus kujalani seperti presentasi sidang skripsi dan sebagainya. Tapi ini terjadi di setiap saat. Cuma ketika aku bicara dengan beberapa orang yang betul-betul dekat saja, perasaan ini tidak muncul. Terus terang aku frustasi.
Keine Kommentare:
Kommentar veröffentlichen