Dienstag, 23. Juni 2009

Andai semua orang GOLPUT?->Polling

Kynya sy udah pernah baca d beberapa milis tentang subjek di atas, tp sekarang sy mau polling di sahabat MP aja. Beneran ko ga bermaksud provokatif, cuman penasaran aja sama pendapat teman-temin dan saudara-saudariku semua. Peace ya...

Apa yang terjadi kalau semua orang GOLPUT?alias ga milih presiden, alias ga ikutan PEMILU?
Jawabannya boleh lebih dari satu kok..

Terima kasih atas jawabannya...

Sonntag, 21. Juni 2009

Komunikasi a la orang dewasa -2-

Hmm.., sekarang ini saya memang sedang semangat-semangatnya melihat, memikirkan dan menelaah komunikasi gaya orang dewasa. Judulnya dikasih angka dua, karena merupakan sambungan tulisan saya sebelumnya.

Kali ini saya ingin membicarakan tentang demarketing. 

Freitag, 8. Mai 2009

Komunikasi a la orang dewasa

Belakangan ini saya dan suami sering berdiskusi tentang hal yang satu ini. Kelihatannya sepele, tapi kalau tidak menyiapkan diri untuk berlapang dada pada setiap kata yang diucapkan oleh kita atau orang yang mendengarkan, maka komunikasi yang sedang dijalin akan berujung pada konflik.

Kasus pertama, si A dan si Z sedang berdiskusi, kemudian dalam diskusi tersebut si A berpendapat ABCDEFGHIJ mengenai sesuatu hal, akan tetapi yang ditangkap oleh si Z adalah ABCDHIJ dan ada orang lain yang mendengarkan (anggap si X), menangkap apa yang disampaikan oleh si A ini sebagai  GHIJKLMNOPQ. Berabe kan, maksudnya si A, tidak tersampaikan, malah kadang dibumbui oleh si X dengan kalimat2 yang lain. Kasus pertama ini saya rasa sudah dialami oleh setiap orang di dunia.

Kasus kedua: (sekarang pake contoh nama biar ngga bingung)
Si Mamat, seorang penjual tempe yang tidak terlalu kaya dan tidak terlalu miskin.
Si Pram, seorang profesor mesin, temen si Mamat waktu di kampung.
Si Jamilah, pengusaha tempe yang cukup sukses di jakarta, asal kampungnya sama dengan Mamat dan Pram.
Mereka bertiga bertemu pada suatu reuni SD di kampungnya. Tiba-tiba mereka bertiga terlibat diskusi seru mengenai pembuatan tempe yang efektif.

Si Mamat berpendapat: "Seharusnya cara membuat tempe yang lebih efektif adalah memakai panci presto pada waktu merebus kedelainya". 
Si Pram: wah..., jangan nanti rasanya kurang sedap, lagipula kandungan tempe akan rusak, bla..bla..bla, dengan uraian yang cukup panjang dan kelihatan sangat berbobot. (maklum profesor)
Kira-kira Jamilah percaya sama siapa hayo....?

Ternyata si Jamilah lebih percaya sama Si Pram. Ya iya lah, Pram kan profesor, walaupun gelar profesornya, ngga ada hubungannya sama sekali dengan tempe, tapi, masa Profesor dibandingin sama tukang tempe..jadi sampai saat ini, boro-boro Jamilah nyobain bikin tempe pake panci presto, dengerin si Mamat aja kayanya males, nanti malah negrusak rasa tempe seperti kata si Pram.

Nah, kasus yang kedua ini, mungkin tidak dialami setiap orang, tapi yang pasti, yang namanya kedudukan, kedudukan apapun itu (atasan dengan bawahan), status sosial (lebih kaya-atau lebih miskin), perbedaan umur ( tua dan muda), sangat berpengaruh dalam setiap komunikasi. Apakah akan didengarkan atau tidak.

Ini mirip dengan pernyataan imam Syafii':

Orang dewasa itu, kalau mendengarkan pendapat dari orang lain, di dalam akalnya ada logika seperti ini:
Pendapat saya benar, bisa jadi salah.
Pendapat kamu salah, bisa jadi benar.

Logika yang menyalahkan pendapat orang lain dulu, ketika mendengarkannya. Orang dewasa itu sulit sekali berpikir netral, bahwa saya dengarkan dulu, saya selidiki dulu, baru saya putuskan apakah pendapat orang itu benar atau salah.

Ada bagusnya juga kalau punya logika seperti kebanyakan orang. banyak yang bilang, justru itu berprinsip, dan itu bagus. Tapi kadangkala logika komunikasi seperti ini sudah menyenggol wilayah yang tidak prinsip lagi, bahkan hal-hal sepele. Sangat saya sayangkan.

Memang saya bukan ahli psikologi dan hal-hal yang saya tulis bukan berdasarkan survey-survey yang bisa diandalkan validitasnya. Ini hanya berdasarkan pengamatan saya semata.

Saya cuma berharap, kami (saya dan suami), mudah2an dijadikan orang yang mudah menerima nasihat dari orang lain dan tidak memilih-milih dalam mendengarkan pendapat orang lain berdasarkan latar belakang yang saya sebutkan di atas. Jika ada orang menasehati kami dengan hal-hal yang sulit kami terima, mudah-mudahan kami dijadikan orang yang berlapang dada dalam menerima kebenaran dari siapapun dan kapan pun, bahkan mungkin dari anak sendiri. 

Nah kasus pertama dan kedua tadi, cuma salah dua contooh kasus yang sering terjadi dalam komuniaksi sehari-hari a la orang dewasa. Masih banyak lagi kasus lain yang menarik untuk ditulis, tapi sekarang capek nulisnya...

Hannover, 8 Mei 2009

Mittwoch, 25. Februar 2009

Kenapa harus PKS?

Akhirnya saya menulis juga ttg hal-hal yang berbau PEMILU (atau kampanye?), setelah sebelumnya "sedikit" mutung melihat perkembangan politik di Indonesia sekarang ini. Sebetulnya tidak ada maksud sedikitpun untuk berkampanye, tulisan ini hanyalah hasil pemikiran, diskusi, dan pencarian yang cukup panjang yang baru saja bisa saya rumuskan dengan kata-kata tadi malam.

Yaahh...kenapa memilih PKS? Jujur, kalau ditanya mengenai hal itu, sebelum semalam saya hanya bisa bilang "otomatis". Kenapa bisa otomatis? Mungkin karena dari dulu saya kenalnya cuma PKS, cuma kenal orang2 PKS, atau mungki karena suami juga memilih PKS. Jadi lebih kepada kebetulan-kebetulan yang akhirnya membuat saya otomatis memilih PKS.

Semalam saya berdiskusi cukup panjang dengan suami mengenai hal ini dan saya menemukan jawabannya. Iya...., "cuma" karena ideologi Islam yang dibawa PKSlah, saya memilih PKS. Satu hal penting itu yang mendasari pilihan saya.

Tapi pertanyaannya belum terjawab, kenapa harus PKS? Kenapa bukan partai Islam yang lain? Saya sangat tidak ingin mendemarketing partai Islam lain, apalagi menjustifikasi partai-partai yang notabene masih partainya "saudara" saya itu sebagai partai yang tidak bagus. Saya hanya ingin mengemukakan ALASAN-ALASAN saja. Insya Alloh nanti, kalau tiba waktunya mudah-mudahan semua saudara2ku dari partai lain itu bisa berkoalisi bersama seluruh umat Islam.

1. PKS platformnya jelas, maksudnya apa? Visi, misi, apa yang ingin dicapai jelas sekali, mecapai masyarakat madani untuk menggapai ridho Alloh. ada bukunya kalau mau pinjam.

2. Ada  sistem kaderisasi yang baik. Hal ini penting sekali jika cita-cita untuk menjadikan Indonesia sebagai negri makmur sentosa--dengan konotasi yang tentu saja baik--bukan dalam jangka waktu lima tahun atau satu generasi saja , tapi seumur hidup bumi, selama bumi masih ada.

3. Sistem pengambilan keputusan secara syuro.

4. Teruji soliditasnya, walaupun saya tahu PKS hanya partai yang berisikan manusia biasa, bukan partainya mlaikat yang sangat mungkin berbuat kesalahan. Akan tetapi presentasi yang sudah saya amati, saya bandingkan dan saya simpulkan. PKS akan tetap berdii tegak, bukan karena para anggotanya, tapi karena ideologi yang dibawanya dan pertolongan Alloh tentunya.

5. Tidak memvonis, atau mengkafirkan, akan tetapi mempersatukan elemen.

Dan masih banyak hal lain yang saya tidak bisa sebutkan satu-persatu karena keterbatasan kemampuan saya sebagai manusia dalam berdeskripsi.

Lalu kenapa saya harus ikut PEMILU?

Para Ulama, sekitar 700 ulama sudah berkumpul dan merumuskan, dan "sangat" menganjurkan ikut PEMILU. Insya Alloh mereka sudah berijtihad, dan saya sebagai warga biasa akan mengikuti.

Tapi bukan sampai situ saja alasannya, karena ada beberapa saudara saya yang mengatakan bahwa Demokrasi adalah nidzhom kufur...

Hmmm..., mudah2an tidak sampai merenggangkan hubungan saya dengan saudara saya tersebut kalau saya kemukakan alasannya disini kenapa saya tidak setuju dengan alasan saudara-saudara saya itu....Piisss ya...Ich habe euch noch Lieb wegen Alloh trotz alle dem...

Sudah banyak faktanya, yang memperlihatkan kepada kita, apa yang bisa memiliki kekuatan untuk "PERUBAHAN". Lobi-lobi dan politik adalah suatu keniscayaan sekarang ini. Bagaimana mungkin segala demonstrasi yang berbau keislaman akan dibiarkan para penguasa, jika tidak ada "orang-orang" baik disana, walaupun jumlahnya sedikit. Saya tidak yakin organisasi-organisasi keislaman bisa bergerak sangat bebas sekarang ini , jika tidak ada " orang-orang" baik di pemerintahan itu.

Sudahlah....tantangan yang ada didepan kita sekarang bukan lagi orang-orang kafir, akan tetapi saudara-saudara kita sendiri sesama muslim, yang sangat harus kita dakwahi agar mereka paham bahwa untuk menjadi kaya tidak harus korupsi, agar mereka menyadari bahwa Alloh MAHA MELIHAT segala perbuatan mereka dan sebagainya...

Dan satu hal lagi yang saya setujui bersama dengan suami saya, kami sangat tidak setuju jika satu organisasi, secara personal ataupun bersamaan menganggap kafir suatu golongan atau organisasi lain.

Karena yakinlah bahwa ideologi syathon adalan perpecahan, dan ideologi malaikat adalah mempersatukan. Syaithon tidak akan berhenti dengan berbagai macam cara untuk terus menerus memecah orang-orang Islam agar jangan sampai bersatu.

ENDE..

Nb:kalau mau komentar, dilarang bernada anarkis, sonst akan dihapus oleh saya...

Dienstag, 17. Februar 2009

Anak milik zamannya?

Saya ngga habis pikir lihat berita, 13 tahun udah jadi bapak. Meskipun sekarang katanya lagi di test DNA.hmmm...Sprachlos....
Salah siapa sebetulnya..? Salah orang tuanya kah, salah anaknya kah? atau salah temen2nya? atau salahnya tetangga?

Zaman sekarang, dimana TV lebih banyak pengaruh daripada omongan ibunya. Walaupun bisa dibilang kecerewetan ibunya enggak kalah desibel dibanding suara TV. Dimana temen punya pengaruh yang luar biasa mencengangkan, apalagi teman dengan pengaruh buruk, lebih cepet dibuat plagiatnya (berdasarkan cerita ibu2 dan pengalaman pribadi).

Saya sempet ngobrol dengan teman-teman mengenai tema-tema ini. Agak kaget juga ketika ada teman yang dulunya sebelum nikah pacaran agak lama berpendapat, anaknya ngga boleh pacaran lama2, maksimal tiga bulan, kalau ngak ntar dikawinin. Atau ada lagi pendapat teman yang lain, anaknya ngga boleh pacaran sama sekali (padahal dia dulunya pacaran).

Kalau saya pribadi, setelah saya rundingkan dengan suami, mudah2an jangan sampe deh (Ya Alloh bantulah Kami), anak2 pada pacaran.Kalau seandainya juga pada pacaran (Naudzubilahi min dzalik), mending dikawinin (baca=dinikahin) aja, deh. Ngga papa nambah anak lagi (baca: punya menantu=punya anak), daripada terjadi hal-hal yang tidak diinginkan .

Terakhir, saya cuma bisa titip sama Alloh, yang punya hati-hati anak-anak kita. Ya Alloh lindungilah anak-anak kami, jadikan mereka anak-anak yang sholeh-solehah, yang menjadi kendaraan dalam mencari ridhoMu.

Rabbana hablana min azwajina Qurrata 'ayun, waj'alna lil muttaqinaa imaama....


Sonntag, 18. Januar 2009

Di atas Maschsee beku




Daffa seneng banget jalan-jalan disini. Kalau jatuh ngga bisa bangun sendiri, kedinginan sampe pipinya merah...tapi asikkk

Neuschwanstein


Menuju Neuschwanstein ,dr sini udah bagus pemandangannya

Jalan2 ke Neuschwanstein herbst kemarin...bagus banget pemandangannya masya Alloh, nginep di rumah mba Ami di Rohrbach, mampir sebentar ke Ingolstadt, nostalgia....